Salah satu yang harus kamu pahami saat membangun sebuah bisnis online adalah menentukan modelnya terlebih dahulu. Tanpa adanya model tersebut, kamu akan kesulitan menentukan arah dan fitur-fitur yang akan ditawarkan ke target pasar.
Di artikel kali ini, kita akan membahas model bisnis ecommerce yang harus kamu ketahui, selain itu bagaimana struktur model bisnis itu serta contoh-contohnya. Simak baik-baik penjelasan di bawah ini!
4 Model Bisnis ecommerce yang Umum diTemukan
Bisnis ecommerce adalah segala aktivitas jual beli yang dilakukan melalui media elektronik dan digital. Mungkin kamu juga bertanya-tanya, lalu apa bedanya dengan marketplace? Tentu saja beda, karena marketplace adalah salah satu jenis dari e commerce itu sendiri.
Berikut ini adalah keempat model bisnis ecommerce yang harus kamu ketahui lengkap dengan contohnya di masing-masing jenis, yaitu:
1. Model Bisnis E Commerce B2B (Business to Business)
Model B2B ini menjual produk atau jasanya pada badan usaha lain. Konsumen dalam model B2B belum tentu konsumen end user dari barang atau layanan yang dibeli itu. Mereka bisa saja seorang reseller yang kemudian dijual kembali ke konsumen lain.
Karena itulah, model bisnis ini cenderung memiliki siklus penjualan yang lebih panjang. Selain itu, upaya pemasaran yang dilakukan untuk menarik minat konsumen juga berbeda dengan model lainya.
Perusahaan yang bergerak dalam bisnis B2B menawarkan produknya dalam bentuk inventaris perusahaan, contohnya alat pabrik, alat kantor dan perlengkapan industri lainnya.
2. Model Bisnis E Commerce B2C (Business to Consumer)
Model bisnis B2C ini paling banyak ditemui di Indonesia. Perusahaan akan menjual produk kepada konsumen end user. Contoh dari model bisnis B2C yaitu menawarkan produk dan layanan seperti kebutuhan primer hingga tersier.
3. Model Bisnis E Commerce C2C (Consumer to Consumer)
Ciri khas model bisnis C2C yaitu jual beli barang antar konsumen. Ara pelaku bisnis akan bergantung pada situs iklan, marketplace dan forum-forum terkenal untuk memasarkan produknya.
C2C memiliki banyak peminat karena siklusnya lebih pendek. Para konsumen sudah mengetahui apa yang mereka inginkan, karena itulah bisnis ini tak perlu bekerja keras ketika memasarkan produknya.
Selain itu, model bisnis ini tak bisa dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan utama. Karena harga jual barang akan cenderung turun serta penjual juga merasa kesulitan dalam memastikan kualitas produk.
4. Model Bisnis E Commerce C2B (Consumer to Business)
Model bisnis C2B merupakan model bisnis yang sering dilakukan oleh konsumen pihak perusahaan. Berbeda dengan C2C yang menawarkan produk, C2B biasanya menawarkan jasa kepada konsumen.
Contohnya yaitu freelance yang melakukan pekerjaannya tanpa terikat waktu. Walaupun pelaku bisnis merupakan konsumen, namu modelnya memerlukan upaya pemasaran yang sangat tinggi.
Mengapa begitu? Ya karena kompetitornya sangat banyak, dan perusahaan akan cenderung memilih penyedia jasa yang berkualitas.
Baca juga 9 Peluang Bisnis Online Terbaru yang Sangat Menguntungkan, Apa Saja?
7 Metode Operasi dalam Model Bisnis Ecommerce
Meskipun model bisnis ecommerce hanya terbagi menjadi empat jenis, namun teknik pengoperasiannya berbeda-beda dan juga cukup banyak metode atau jenisnya. Metode tersebut meliputi cara mendapatkan dagangan, pengelolaan serta pengirimannya pada konsumen.
Dibawah ini adalh beberapa metode yang bisa digunakan pada bisnis ecommerce, yaitu:
1. Dropshipping
Dropshipping ini mengharuskan kamu memasarkan dan menjual produk secara mandiri. Namun, barang yang kamu pasarkan itu dibuat serta disimpan oleh orang lain. Selain itu, produsen juga lebih bertanggung jawab dalam mengemas dan mengirimkan pesanan.
Lebih menariknya lagi, kamu sebagai dropshipper bisa mendapatkan keuntungan sebesar 100%, lho. Untuk mendapatkan keuntungan sebesar itu, kamu harus bergabung dengan suatu komunitas dropship tertentu.
2. Shipping
Cara ini paling banyak digunakan dalam perdagangan online. metode ini memungkinkan pelaku bisnis memproduksi barang sendiri atau mengambil dari bisnis lainnya, dan kemudian kamu tinggal menjualnya lagi di website marketplace.
Untuk menyerahkan produk ke konsumen, kamu harus mengemas sendiri dan memberikan produk kepada penyedia jasa pengiriman yang sudah ditentukan.
3. Wholesale
Wholesale adalah penjualan yang dilakukan secara grosir. Artinya, produk hanya dijual dalam jumlah banyak dengan satuan harga yang lebih murah. Bisnis yang melakukan metode ini biasanya menggunakan model bisnis ecommerce B2B.
4. Direct to Consumer (D2C)
Contoh dari metode D2C yaitu membeli produk dari toko atau website resmi dari produk itu sendiri. Metode D2C dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi serta mendistribusikan dagangannya sendiri.
5. White Labeling
Metode white labeling menawarkan kerjasama dengan perusahaan yang menggunakan metode ini juga untuk penjualan berbagai produk. Kemudian, kamu sendirilah yang mendesain kemasan serta brand dari produk tersebut sebelum dipasarkan.
Terdapat dua kriteria yang harus kamu perhatikan sebelum menjalankan metode white labeling, yaitu:
- Pertimbangkan produk yang banyak diminati target pasar
- Biaya yang ditawarkan setiap metode white labeling berbeda, karena itu pertimbangkan dahulu sebelum memilihnya.
6. Private Labeling
Hampir sama dengan white labeling, namun yang membedakan adalah kamu harus melakukan sebuah kontrak perjanjian kepada perusahaan yang memproduksi. Metode ini sangat cocok untuk kamu yang memiliki modal besar.
7. Langganan atau Subscription
Metode ini memungkinkan suatu bisnis memperjualkan layanan berlangganan pada produknya. Konsumen akan mendapatkan berbagai jenis produk tertentu dalam waktu yang telah ditentukan.
Metode langganan memiliki penghasilan yang lebih konstan karena menyerupai layanan berlangganan.
Simak juga 4 Cara Membangun Brand Equity untuk Meningkatkan Kesuksesan Bisnis
Kesimpulan
Nah guys, itulah pembahasan tentang beberapa jenis model bisnis ecommerce yang harus kamu ketahui. Walaupun hanya terdiri dari keempat model bisnis, namun metode dalam bisnis itu berbeda-beda.
Seperti yang sudah disebutkan diatas tadi, sebelum memilih model dan metode bisnis mana. Pastikan kamu memahami plus dan minusnya, agar tidak menyesal dikemudian hari. Setelah membaca artikel kali ini, harapannya kamu memahami bisnis ecommerce dengan tepat!