Jika kamu memiliki aplikasi atau situs dengan trafik tinggi, pasti akan memerlukan resources atau sumber daya yang mampu mendukung. Kadang, server akan kewalahan etika menerima banyak request yang terlalu banyak.
Jika server tidak mampu lagi menerima request, pasti akan menyebabkan downtime dan respon server akan lambat. Untuk mengatasinya, kamu memerlukan load balancing. Apakah yang dimaksud dengan load balancing?
Load balancing adalah proses pembagian beban trafik suatu server atau aplikasi. Lalu, bagaimana cara kerja load balancing tersebut? Dan kapan load balancing digunakan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, simak ulasan berikut ini sampai ke pembahasan akhir ya. karena kita akan membahas pengertian load balancing, cara kerja, fungsi dan kelebihan load balancing. Jadi, tunggu apa lagi, langsung simak penjelasan berikut!
Apa yang Dimaksud dengan Load Balancing?
Load balancing adalah komponen dari struktur yang digunakan untuk meningkatkan kinerja serta mengatasi kendala pada situs website, aplikasi, database dan layanan lainnya dengan mendistribusikan beban trafik ke berbagai server.
Bentuk struktur web tanpa load balancing terlihat seperti berikut ini:
Dari contoh tersebut, user terhubung langsung ke server web di yourdomain.com. apabila server web tunggal dawn, pengguna tidak bisa lagi mengakses situs website.
Selain itu, jika banyak pengguna mencoba mengakses server secara bersamaan pasti web server tak bisa menangani beban tersebut, sehingga server akan lambat dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan request.
Nah, kegagalan tersebut dapat dikurangi dengan memasukkan load balancer, dan setidaknya satu server web tambahan di backend. Biasanya, semua server backend akan memasok konten identik sehingga user menerima konten yang konsisten tanpa menanggapi server mana yang meresponnya. Lihat struktur berikut:
Dari contoh diatas, pengguna mengakses load balancer yang meneruskan permintaan user ke server backend, dan kemudian merespon langsung permintaan pengguna tersebut. Dalam skenario ini, titik kegagalan sekarang yaitu load balancer itu sendiri.
Hal ini bisa dikurangi dengan memperkenalkan load balancer kedua, namun sebelum kita membahas, mari kita pahami bagaimana cara kerja load balancing.
Baca juga Cara Mengubah URL Melalui PhpMyAdmin, Gampang Banget!
Bagaimana Cara Kerja Load Balancing?
Load balancing adalah proses pembagian trafik yang mempermudah kinerja situs atau aplikasi. Cara kerja load balancing sendiri cukup sederhana. Saat aplikasi atau server menerima trafik dari luar, load balancer akan membagikan trafik tersebut ke beberapa server secara rata dan optimal.
Perangkat yang digunakan untuk melakukan load balancing disebut load balancer. Metode load balancing juga berbeda-beda tergantung algoritmanya.
Agar bisa memahami lebih dalam tentang cara kerja load balancing, ada beberapa algoritma sistem pembagian beban dari load balancer yang harus kamu ketahui, yaitu:
- Round Robin : sistem load balancer yang paling sederhana dan sering digunakan oleh banyak perangkat load balancer. Beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server lainnya, sehingga membentuk sebuah rotation atau putaran.
- Fastest : algorithm ini memberikan beban server berdasarkan “the fast server” atau server dengan jaringan tercepat terhadap request dari perangkat load balancer.
- Least connection : algoritma ini membagi ebean server berdasarkan server mana yang memiliki “the least connection” atau server dengan koneksi paling sedikit dari daftar server lain yang ada.
- Ratio : sesuai namanya, algoritma ini membagi beban server berdasarkan rasio yang diberikan kepada server yang ada. Semakin besar rasio yang dimiliki server, semakin besar juga beban yang akan diberikan kepada server tersebut.
Manfaat dan Fungsi Load Balancing
Salah satu kelebihan load balancing adalah mempermudah kinerja sebuah server atau aplikasi. Namun selain itu, ada beberapa manfaat lainnya yang harus kamu ketahui, yaitu:
1. Redudansi
Jika terdapat 4 web server dan salah satunya mengalami kerusakan atau down, maka 3 web server lain akan tetap menjaga situs website tetap berjalan dan dapat diakses oleh pengguna. Pengguna bahkan tak menyadari jika adanya downtime apapun dari website tersebut.
2. Mengurangi Beban Server
Selanjutnya, fungsi load balancing lainnya yaitu mengurangi beban server. Banyaknya request dari user akan membuat server mengalami overload dan berakhir down, sehingga website tidak bisa diakses oleh user.
Dengan adanya load balancing, semua beban request akan dibagi menjadi beberapa bagian sehingga server tak bekerja sendirian. Jika sudah begitu, request dari user akan cepat ditangani.
3. Mempercepat Akses
Nah, jika beban server sangat ringan pati akses akan sangat cepat. Dengan begitu permintaan user akan cepat terpenuhi. Bagi pemilik website juga tak perlu khawatir, karena server mereka tidak akan mengalami downtime.
Jenis Load Balancer
Terdapat jenis load balance yang digunakan untuk membangun suatu topologi. Apa saja kedua jenis tersebut:
- Hardware Load Balancer : hardware ini dibuat hanya untuk tujuan load balancing dan siap digunakan. Contohnya adalah cisco system catalyst, coyote point, dan barracuda load balancer.
- Software Load Balancer : jenis ini merupakan software yang dipasang di pc atau server yang harus dikonfigurasi terlebih dahulu agar berfungsi. Semakin tinggi hardware yang digunakan, amka kinerja software load balancer semakin baik.
Baca selengkapnya 11 Cara Membuat Website Mobile Friendly, Gampang Banget!
Load Balancing adalah Solusi Bagi Server yang Sering Down!
Nah guys, itulah pembahasan mengenai load balancing. Singkatnya, load balancing adalah proses pembagian beban trafik sebuah situs website maupun aplikasi ke berbagai server, sehingga tidak akan terjadi downtime saat adanya banyak trafik.
Cara kerja load balancing sendiri sangatlah sederhana, dimana request dari user akan dibagi ke beberapa server sesuai jenis load balancer. Manfaat dan fungsi load balancing bisa membuat website tetap bertahan meskipun banyaknya trafik yang datang.