Dari tahun ke tahun, algoritma Google selalu berubah-ubah. Terakhir kali, perubahan besar terjadi pada akhir tahun 2019, dimana isi dari perubahan tersebut memperkenalkan konsep Google BERT sebagai istilah campur tangan machine learning.
Untuk pembahasan lebih jelas, berikut ini akan kita bahas sejarah dan perkembangan algoritma mesin pencari mulai dari tahun 2011 hingga pertengahan tahun 2021 ini. Penasaran? Langsung simak pembahasan dibawah ini!
Apa itu Algoritma Google?
Algoritma Google adalah sistem yang digunakan untuk memecahkan masalah menggunakan instruksi dan bahasa komputer. algoritma merupakan otak dibalik hasil pencarian yang ditampilkan ketika kamu mengetik suatu kata kunci di dalam kotak pencarian Google.
Agar kinerja algoritma semakin optimal, maka tak heran jika Google menuntut agar selalu berkembang dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan zaman.
Contohnya, sebagai respon atas meningkatnya jumlah pengguna ponsel di dunia, Google merilis algoritma Mobile First Index untuk mendukung website agar menerapkan konsep mobile friendly.
Contoh lainnya yaitu algoritma yang mendukung keamanan website dengan mengutamakan situs website yang sudah memasang Sertifikat SSL. Sebenarnya kedua contoh tersebut hanyalah sebagian kecil dari perubahan algoritma, masih terdapat beberapa perubahan lagi yang perlu kamu ketahui.
Baca juga Cara dan Tips Membuat Struktur Website yang SEO Friendly
Macam-Macam Algoritma Google
Algoritma apa saja yang digunakan Google? Di bawah ini adalah berbagai macam algoritma yang digunakan oleh Google. Apa saja?
1. Google Panda
Pada tanggal 24 Februari 2011, Algoritma Google Panda pertama kali mengudara. Dan setiap tahunnya selalu disempurnakan hingga periode Juli 2015.
Tugas utama Google Panda yaitu melakukan pemantauan dan memfilter konten berkualitas rendah yang dibuat menggunakan keywords stuffing, spamming user dan miskin data. Karena itu, saat membuat konten pastikan kamu melakukan research dulu.
Sejak saat itu, para blogger dan website mulai memberikan perhatian lebih terhadap kualitas konten yang akan dipublish. Karena, Google akan memprioritaskan situs dengan konten berkualitas untuk menempati ranking pertama.
Penalti yang diberikan untuk website dengan konten tak berkualitas adalah menurunkan peringkat website hingga dihilangkan atau deindex dari search engine.
2. Google Venice
Dengan banyaknya jumlah pengguna browser di seluruh dunia, Google merespon hal ini dengan mengeluarkan algoritma Google Venice. Dimana tugas utamanya adalah menyesuaikan hasil penelusuran berdasarkan lokasi pengguna.
Patokan yang digunakan Google Venice untuk menampilkan penelusuran adalah alamat IP penggunanya. Contoh kinerja Google Vience bisa dilihat saat kamu melakukan penelusuran dengan mengetikkan kata “danau”, secara otomatis hasil yang kamu dapatkan adalah danau yang ada di Indonesia, bukan danau di luar negeri.
Google Vience mungkin kurang diperhatikan oleh kalangan blogger, karena datangnya hampir bersamaan dengan Google Penguin yang akan kita bahas pada poin berikutnya.
3. Google Penguin
Algoritma Google Penguin adalah salah satu cara Google untuk membuat persaingan secara adil di mesin pencari.
Algoritma ini hadir pada April 2012 dan sempat menghebohkan penganut SEO blackhat, karena algoritma ini tugasnya khusus mengidentifikasi spam backlink yang ditandai dengan anchor text tidak relevan, link yang terlihat tidak natural hingga over optimasi.
Jika website kamu ketahuan menggunakan cara-cara blackhat, Google tak ragu untuk menenggelamkan situs e sandbox paling dalam. Walaupun terkesan sadis dan kejam, cara menggunakannya cukup sederhana. Kamu tinggal mengikuti pedoman Google Webmaster atau Google Search Console.
4. Google Pirate
Algoritma Google Pirate mengatasi konten bajakan agar tak muncul dan mendominasi hasil pencarian. Dari data yang ada, banyak website yang terpengaruh dari algoritma ini. Contohnya, website download film, software, musik dan buku bajakan yang di publish secara gratis.
Google Pirate memberikan akses kepada pengguna untuk melaporkan adanya konten ilegal dan melanggar hak cipta melalui layanan Digital Millennium Copyright Act (DMCA).
5. Google Hummingbird
Google Hummingbird merupakan algoritma penyempurnaan karena didalamnya berisi jejak-jka para pendahulunya seperti Google Panda dan Penguin.
Algoritma ini pertama kali dirilis pada tanggal 22 Agustus 2013 yang fokus utamanya membantu menentukan konten agar benar-benar relevan dengan keywords yang dicari oleh pengguna.
6. Google Pigeon
Algoritma Google Pigeon adalah respon dari Google untuk mendukung bisnis lokal agar mudah ditemukan. Algoritma ini menggunakan penelusuran sesuai dengan lokasi penggunanya.
Contohnya, saat kamu mengetikkan kata “rumah makan”, maka akan disajikan daftar rumah makan yang ada di daerah terdekat lengkap dengan Mapnya.
Selain itu, beberapa ahli juga menyebutkan bahwa Google Pigeon bertugas untuk memberikan pilihan terhadap kualitas SEO On Page dan off Page yang dimiliki oleh sebuah website.
Baca lebih lanjut 11 Cara Optimasi SEO On Page untuk Kesuksesan Website dan 6 Teknik Ampuh Mengoptimalkan SEO Off Page Terbaru!
7. Berbasis SSL/HTTP
Sudah menjadi rahasia umum jika Google memprioritaskan website yang sudah menggunakan sertifikat SSL. Algoritma ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2014 dan masih relevan sampai sekarang.
Selain untuk menentukan ranking, sertifikat SSL memberikan banyak manfaat untuk website. Contohnya, untuk meminimalisir potensi pencurian data pribadi pengguna, melindungi aktivitas transaksi di website e-commerce serta melindungi dari serangan cyber crime atau malware.
Baca Cara Mendapatkan Sertifikat SSL Gratis, Gampang Banget untuk pembahasan lebih lanjut.
8. Algoritma Mobile First Index (Mobilegeddon)
Penggunaan perangkat seluler cukup meningkat dengan pesat, Google meresponnya dengan merilis algoritma mobile first index atau mengutamakan website dengan tampilan yang mobile friendly. Algoritma mobile first index sering disebut juga dengan Mobilegeddon.
Algoritma yang masuk pada tahun 2015 ini juga menandai era website responsive, dimana website tersebut bisa menyesuaikan dengan berbagai ukuran perangkat mobile.
Kamu bisa membaca pembahasan 11 Cara Membuat Website Mobile Friendly, Gampang Banget!
9. Google Mobile (Speed Update)
Untuk memaksimalkan user experience, Google melakukan update kembali pada tahun 2015. Google Mobile ini memiliki project baru bernama Accelerate Mobile Pages (AMP) yang bisa dibilang merupakan sebuah revolusi baru.
Fokus algoritma kali ini adalah terletak di kecepatan website ketika diakses menggunakan perangkat seluler. Jadi, untuk mendapatkan peringkat pertama Google pastikan website kamu cukup cepat ketika diakses menggunakan mobile.
Simak juga Top 10 Tools Gratis untuk Cek Kecepatan Website Terbaru!
10. Google Rankbrain
Google Rankbrain muncul pertama kali pada tahun 2016. Dimana pada tahun itu teknologi Artificial Intelligence dan optimasi berdasarkan search intent untuk hasil penelusuran yang relevan, sedang hits dan selalu menjadi bahan pembicaraan bagi pemilik website.
Sejak kemunculannya, keywords yang dimaksud sudah tidak laku lagi karena web crawl bisa menampilkan hasil yang relevan.
11. Google Possum
Algoritma Google Possum dirilis setelah kemunculan Google Rankbrain, sehingga pada tahun 2016 persaingannya serta kemajuannya semakin dinamis.
Fokus utama dari algoritma ini adalah mengoptimalkan hasil penelusuran lokal berdasarkan lokasi dan keyword yang ditulis ke dalam kolom pencarian.
12. Google Medic
Google Medic adalah algoritma Google yang berisi sistem dan tugasnya memfilter website dengan konten kesehatan agar tidak menyebabkan salah informasi.
Kita sudah mengetahui jika informasi apapun bisa didapat dengan mudah. Informasi kesehatan menjadi salah satu sumber masalah jika disampaikan oleh website yang kurang kredibel. Karena bisa membahayakan penggunanya jika isi kontennya menyesatkan.
Dengan adanya Google Medic, pengguna awam akan lebih terlindungi dari informasi menyesatkan seputar kesehatan, terlebih di era pandemi virus corona atau Covid-19 ini.
13. Algoritma Google BERT 2019
Google BERT adalah algoritma Google terbaru yang muncul pertama kali pada akhir 2019. Kata BERT dipilih karena algortima ini menggunakan teknologi bernama Bidirectional Encoder Representations from Transformers, yang disingkat BERT.
Pembaruan Algoritma Google Mei 2020
Google mengumumkan update algoritma yang diberi nama “The May 2020 Core Update” melalui akun Twitter resimnya pada tanggal 4 Mei 2020. Pembaruan algoritma tersebut masih berfokus terhadap kualitas konten di dalam website.
Sebelumnya, pada bulan Januari 2020 lalu, cerita tentang Covid-19 hampir tidak ada di radar siapapun. Dunia dengan cepat berubah ketika Covid-19 dinyatakan sebagai endemik yang datang dengan perubahan secara signifikan pada perilaku pencarian pengguna.
Google menyatakan jika tidak pernah ada begitu banyak pencarian untuk satu topik seperti Covid-19. Pandemik ini telah mengubah perilaku pengguna untuk mencari informasi terbaru mengenai Covid-19, tempat-tempat yang menawarkan layanan jarak jauh hingga tempat yang menjual produk secara online.
Pembaruan Algoritma Google Desember 2020
Pada bulan Desember 2020, Google melakukan update algoritmanya yang bernama December 2020 Core Update. Hal ini dikonfirmasi pada tanggal 4 Desember 2020 di akun Twitter resmi Google.
Tweet itu berbunyi “The December 2020 Core Update is now rolling out live. As is typical with these updates, it will typically take about one to two weeks to fully fill out.”
Yang artinya “Core Update Desember 2020 sudah diluncurkan dan mulai bekerja. Seperti biasanya untuk update semacam ini memerlukan waktu satu hingga dua minggu sampai bekerja secara menyeluruh”.
Seperti update cre pada umumnya, tak ada langkah khusus untuk menyikapinya. Namun sebagai pemilik website kamu harus selalu memberikan informasi yang relevan, realistis dan berkualitas agar Google tidak menghilangkan website kamu.
Pembaruan Algoritma Google 2021
Pada tahun 2021 ini tepatnya bulan Mei, Google akan memberikan beberapa update terbarunya bernama Page Experience Algorithm Update. Dimana algoritma tersebut akan berfokus kepada page experience atau bisa disebut dengan user experience.
Faktor yang sesuai dengan algoritma ini adalah page loading speed atau kecepatan website, menggunakan HTTPS atau sertifikat SSL, navigasi website yang komprehensif, enak dilihat serta responsive, website mobile friendly hingga penggunaan pop-up yang sewajarnya.
Karena pembaruan algoritmanya berfokus ke hal itu, maka sebagai pemilik website kamu harus selalu memastikan jika website kalian responsive, aman, memberikan informasi yang berkualitas serta desainnya juga harus menarik.
Kesimpulan
Nah guys itulah pembahasan tentang algoritma Google lengkap dengan macam-macamnya serta update algoritma terbaru mulai dari tahun 2020 hingga 2021 ini.
Untuk memastikan website kamu aman dari update tersebut, sebaiknya kamu selalu memperhatikan akun Twitter resmi milik Google, ya. karena mereka akan memberikan pemberitahuan secara resmi disana.
Jika memiliki pertanyaan kritik maupun saran jangan ragu untuk meninggalkan komentar di kolom yang sudah tersedia di bawah ya guys! Terimakasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!