Kamu pasti ingin project aplikasi atau website yang dikerjakan dapat berjalan dengan baik. Namun, jika aplikasinya menjadi semakin besar, bagaimana membuatnya tetap cepat dan ringkas? Solusinya adalah Kubernetes.
Langsung saja kita belajar pengertian kubernetes, cara kerja, tipe service, hingga komponen-komponennya. Jadi, simak baik-baik ya!
Pengertian Kubernetes
Kubernetes adalah platform open-source atau bersifat umum yang digunakan untuk memanajemen workloads aplikasi di kontainerisasi, dan menyediakan konfigurasi serta otomatisasi secara deklaratif. Kubernetes berada di ekosistem besar, selain itu ia juga bekembang cukup cepat.
Service, support, serta perkakas Kubernetes tersedia dimana-mana. Google membuka Kubernetes sebagai proyek open source pada tahun 2014. Platform ini dibangun berdasarkan pengalaman Google dalam menjalankan workloads selama satu setengah dekade, dan kontribusi dari anggotanya yang berupa ide-ide terbaik. https://research.google.com/pubs/pub43438.html
Saat ini Kubernetes dikelola oleh Cloud Native Computing Foundation (CNCF) sebagai platform manajemen kontainer yang sangat populer. Kontainer merupakan environment dengan sumber daya, sistem file untuk satu aplikasi, dan CPU.
Sehingga aplikasi tersebut akan memiliki sumberdaya sendiri. Keuntungannya, aplikasi tak mudah mengalami downtime.
Cara Kerja Kubernetes
Platform Kubernetes memiliki beberapa fitur, yaitu:
- Platform kontainer
- Platform microservices
- Platform cloud yang tak mudah dipindahkan
Kubernetes memiliki manajemen environment yang berpusat pada kontainer. Platform ini melakukan orkestra terhadap computing, networking, dan infrastruktur penyimpanan.
Nah, fitur-fitur tersebut akan membuat konsep Platform PaaS a Service (PaaS) menjadi lebih sederhana dilengkapi dengan fleksibilitas yang dimiliki oleh Infrastructure as a Service (IaaS).
Untuk menyederhanakan cara kerja Kubernetes ini, bayangkan kamu sedang menonton sebuah orkestra dengan banyak musisi memegang alat musik yang berbeda-beda. Setiap musisi bisa diibaratkan sebagai kontainer yang bekerja di dalam cluster Kubernetes.
Saat menonton orkestra tersebut, kamu juga melihat dirigen musk yang bertugas mengatur semua musisi agar memainkan alat musik sesuai instruksi. Kamu bisa membayangkan dirigen sebagai Kubernetes yang mengatur aplikasi-aplikasi agar berjalan sesuai perintah. Mudah dipahami bukan?
Mengapa Kubernetes Disebut Sebagai Platform?
Walaupun Kubernetes memiliki banyak fungsionalitas, selalu ada keadaan dimana hal itu membutuhkan fitur baru. Workflow spesifik yang terkait dengan prose oengembangan aplikasi dapat ditambahkan di streamline untuk meningkatkan produktivitas developer.
Orkestra ad-hoc yang diterima biasanya membutuhkan desain otomatisasi yang kokoh agar bersifat scalable. Hal inilah yang membuat Kubernetes juga didesain sebagai platform untuk membangun ekosistem komponen dan perkakas untuk memudahkan proses scale, deployment, serta manajemen aplikasi.
Labels memudahkan penggunanya mengkategorikan resources yang mereka miliki sesuai kebutuhan. Annotations memungkinkn pengguna menambahan informasi tambahan pada resources yaang dimiliki.
Kubernetes control plane dibuat berdasarkan API yang tersedia bagi pengguna dan developer. Kamu bisa mengimplementasikan kontroler sesuai dengan kebutuhan, contohnya schedulers, dengan API kustom yang dimiliki.
Kontroler kustom tersebut dapat digunakan pada command-line tool generik yang ada. Desain inlah yang memunginkan beberapa sistem lain dapat dibangn di atas Kubernetes.
Hal yang Tidak Termasuk di Dalam Kubernetes
Kubernetes bukan sebuah PaaS yang biasanya. Walaupun platform ini dijalankan pada tingkat kontainer dan bukan pada tingkatan perangkat keras, Kubernetes memiliki berbagai fitur yang biasanya disediakan oleh PaaS.
Fitur tersebut seperti deployment, scaling, load balancing, logging, dan monitoring. Namun, Kubernetes bukanlah sistem monolitik, melainkan suatu sistem yang bersifat building block dan pluggable yang dapat digunakan untuk membangun platform.
Sistem itu dibutuhkan oleh developer dengan tetap mengutamakan konsep fleksibilitas. Berikut ini adalah tipe service Kubernetes, yaitu:
- Tidak melakukan limitasi pada aplikasi yang di-support. Tujuan Kubernetes yaitu mendukung variasi workloads, termasuk stateless, stateful, dan data-processing. Jika sebuah aplikasi dijalankan di atas kontainer, maka aplikasi itu juga bisa dijalankan di atas Kubernetes.
- Tidak menyediakan mekanisme untuk melakukan deploy kode sumber maupun mekanisme build sebuah aplikasi. Continuous Integration, Delivery, and Deployment (CI/CD) workflows ditentukan oleh preferensi serta kebutuhan teknis organisasi.
- Tidak menyediakan application-level services, seperti middleware (e.g., message buses), data-processing frameworks (for example, Spark), database (e.g., mysql), caches, maupun cluster storage system (e.g., Ceph) sebagai suatu built-in services.
- Tidak membatasi penyedia layanan logging, monitoring, maupun alerting yang digunakan. Kubernetes menyediakan proof of concept dan mekanisme integrasi yang digunakan untuk mengumpulkan serta mengekspor matriks yang ada.
- Tidak mengharuskan pengguna configuration language system (e.g., jsonnet). Kubernetes menyediakan suatu API deklaratif yang digunakan oleh berbagai jenis spesifikasi deklaratif.
- Tidak menyediakan atau mengadaptasi sebuah konfigurasi, maintenance, manajemen, atau sel-healing mesin dengan spesifikasi khusus.
Perlu diingat, Kubernetes bukanlah sebuah sistem orkestra biasa. Bahkan, pada kenyataannya, platform ini menghilangkan kebutuhan untuk melakukan orkestra.
Definisi teknis dari orkestra merupakan eksekusi dari sebuah workflow yang sudah didefinisikan sebelumnya, yaitu pertama kerjakan A, kemudian B, dan terakhir C. Sebaliknya, Kubernetes disusun oleh seperangkat proses kontrol yang dapat dikomposisi selalu menjalankan stat yang ada saat ini hingga sesuai keinginan.
Mengapa Menggunakan Kontainer?
Alasannya yaitu kontener ukurannya kecil dan lebih cepat, sebuah aplikasi bisa dibangun di setiap image kontainer. Mekanisme pemetaan satu-satu antara kontainer dan aplikasi ini akan membuat keuntungan secara menyeluruh.
Dengan menggunakan kontainer, image container dapat dibuat di waktu rilis aplikasi. Pembuatan image tersebut memungkinkan aplikasi dirilis secara konsisten pada environment, development maupun production.
Selain itu, container juga memiliki transparansi yang lebih unggul dibanding dengan VM. Maksudnya, infrastruktur memiliki tugas untuk mengatur lifecycle seluruh process yang ada di dalam kontainer. Ini bukan tugas sebuah supervisor processor yang tersembunyi di dalam kontainer lagi.
Keunggulan Kubernetes
Setelah mempelajari pengertian kubernetes lengkap dengan cara kerjanya, kini saatnya kamu mengetahui keunggulan platform ini, apa saja keunggulannya?
- Service discovery dan load balancing yang membuat aplikasi menjadi lebih stabil.
- Storage orchestration yang memungkinkan penggunanya melakukan mount pada media penyimpananya.
- Automated rollouts and rollbacks. Fitur ini bisa digunakan ketika terjadi kendala pada deployment.
- Automatic bin packing. Kamu bisa mengatur kapasitas CPU dan sumber daya tiap kontainer secara spesifik.
- Self healing. Saat terjadi kendala di kontainer, Kubernetes akan menghentikan proses yang berjalan dan memberikan opsi untuk merestart atau mengganti secara otomatis kontainer yang error tersebut.
- Secret and Configuration Management. Fitur ini memungkinkan penggunanya menyimpan data-data sensitif seperti password, auth token, hingga kys ke dalam Kubernetes Secrets.
Pengertian Kubernetes Sangat Mudah Dipahami
Nah guys, itulah penjelasan tentang pengertian kubernetes, mulai dari pengertian, cara kerja, hingga keunggulannya. Sederhananya, Kubernetes adalah platform bersifat open source yang digunakan untuk memanajemen workloads aplikasi yang di kontainerisasi.
Selain itu, Kubernetes juga menyediakan konfigurasi dan otomatisasi secara deklaratif. Jika kamu memiliki pertanyaan tentang Kubernetes, jangan ragu untuk meninggalkan komentar diklaim yangs sudah tersedia di bawah, terimakasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!