“Eh, kamu stecu banget deh!”
Kalimat ini muncul di FYP TikTok, diucapkan sambil tertawa, kadang sambil pasang filter lucu, kadang sambil joget. Tapi bagi sebagian orang—terutama yang bukan pengguna aktif TikTok atau yang bukan Gen Z—pertanyaannya sederhana: apa itu stecu?
Begitulah cara bahasa gaul berkembang di era digital: cepat, tak terduga, dan sering kali membingungkan bagi mereka yang tak mengikuti tren dari awal. Kata “stecu” kini tengah ramai digunakan di TikTok, terutama oleh pengguna muda, dan menjadi salah satu istilah viral yang mencerminkan dinamika bahasa di media sosial.
Menurut data dari DataReportal (2025), lebih dari 99 juta pengguna Indonesia aktif menggunakan TikTok, dan 70% di antaranya adalah Gen Z dan Milenial—kelompok usia yang dikenal paling cepat dalam menciptakan dan menyebarkan bahasa baru.
Apa Arti Kata “Stecu”?
Secara umum, “stecu” adalah singkatan plesetan dari kata “setuju”.
Namun, bukan sekadar “setuju” biasa—kata ini digunakan dalam konteks bercanda, melebih-lebihkan, atau merespons sesuatu dengan gaya lebay yang disengaja.
Misalnya:
“Cowok ganteng itu boleh sombong dikit sih… stecuuu!”
Atau:
“Kalau disuruh milih kerja atau healing? Stecu banget healing dong!”
Dalam banyak kasus, kata ini diucapkan dengan intonasi naik, ekspresi dramatis, atau ditulis berulang seperti “stecuuuu” untuk menambah efek komedi.
Dari Mana Kata “Stecu” Berasal?
Belum ada catatan pasti siapa yang pertama kali mencetuskan “stecu”, namun jejak viralnya mulai terlihat di TikTok pada kuartal pertama tahun 2024. Beberapa akun konten humor, termasuk kreator asal Bandung dan Surabaya, mulai menyisipkan kata ini dalam konten daily life dan video parodi.
Fenomena ini kemudian disorot oleh akun-akun kurasi bahasa dan meme di Instagram dan Twitter, hingga akhirnya muncul di berbagai komentar video dan percakapan netizen di luar TikTok.
Menurut TikTok Trends Report Indonesia (2025), kata “stecu” masuk dalam 10 besar kata kunci komentar paling banyak digunakan pada bulan Februari–Maret 2025.
Bagaimana Konteks Penggunaan “Stecu” di TikTok?
“Stecu” digunakan dalam beberapa konteks utama:
Respons Setuju yang Dramatis
Digunakan untuk menegaskan persetujuan dengan sesuatu yang dianggap relate atau lucu.
Sarkasme atau Ironi
Kadang digunakan secara terbalik, untuk menyetujui sesuatu yang sebenarnya tidak masuk akal.
Kombinasi dengan Tren Lain
Dipadukan dengan audio viral atau challenge tertentu, seperti duet dengan ekspresi meyakinkan sambil berkata “Stecu!”
Variasi Tulisan
Stecuuu, Stchuu, Stekju—bahasa ini berkembang layaknya meme visual.
Kenapa “Stecu” Bisa Viral?
Ada beberapa alasan sosiolinguistik dan psikologis di balik viralnya kata “stecu”:
Singkat, Lucu, dan Fleksibel
Kata ini ringan diucapkan dan mudah disisipkan dalam percakapan digital.
Nada Humor dan Ekspresi Diri
Mengizinkan pengguna mengekspresikan emosi dengan gaya dramatis yang relate dengan gaya konten TikTok.
Efek Domino Sosial
Ketika kreator dengan jutaan pengikut menggunakan kata yang sama berulang-ulang, pengguna lain cenderung menirunya untuk merasa “masuk lingkaran”.
Tidak Formal, Tapi Terasa Gaul
Kata ini tidak baku, tidak penting secara semantik, tapi sangat penting secara social signal.
Fenomena Bahasa Gaul di TikTok: Lebih dari Sekadar Kata
“Stecu” bukan kasus pertama dan pasti bukan yang terakhir. TikTok telah melahirkan berbagai istilah viral seperti “gaskeun”, “bestie”, “ngabers”, hingga “slebew”. Setiap kata mencerminkan konteks sosial, budaya, dan psikologi kolektif yang sedang berkembang di kalangan muda.
Menurut dosen linguistik Universitas Indonesia, Dr. Dian Rahmawati, “Bahasa gaul di TikTok berfungsi sebagai penanda identitas dan komunitas digital. Mereka yang mengerti dan menggunakan istilah-istilah itu dianggap lebih ‘masuk’ ke dalam ekosistem TikTok.”
Dampak “Stecu” dan Bahasa Gaul terhadap Komunikasi Sehari-hari
Meningkatkan rasa keakraban antarpengguna media sosial
Membuat batas formalitas dalam komunikasi jadi lebih longgar
Menciptakan generational gap: orang tua mungkin tidak memahami percakapan anak-anak mereka
Memengaruhi gaya bahasa lisan dan tulisan, termasuk dalam obrolan sekolah atau kantor
Peran Bamaha Digital
Bamaha Digital hadir membantu generasi muda, pengguna aktif TikTok, hingga jurnalis dan peneliti budaya populer dalam:
Memahami tren bahasa baru secara kontekstual dan sosial
Menghadirkan analisis budaya digital dan fenomena linguistik viral
Menyusun panduan edukatif agar bahasa gaul tidak menjadi penghalang komunikasi antargenerasi
Kami percaya bahwa memahami tren seperti “stecu” bukan sekadar soal ikut-ikutan, tapi juga memahami bagaimana bahasa hidup dan berkembang di era digital.
Kesimpulan
“Stecu” adalah contoh nyata bagaimana TikTok bukan hanya platform hiburan, tapi juga laboratorium bahasa yang aktif. Dari satu kata plesetan, lahirlah tren sosial yang menyatukan—atau memisahkan—pengguna media sosial lintas usia dan budaya.
Jadi, apakah kamu sudah cukup stecu untuk mengikuti obrolan TikTok hari ini?





