Bayangkan Anda ingin mengurus surat izin usaha, tapi nama aplikasinya “Si Cantik”. Atau, Anda ingin mendapatkan bantuan hukum, tapi platformnya bernama “SITHOLE”. Tidak salah dengar, nama-nama nyeleneh ini memang benar disematkan pada program-program pemerintah.
Fenomena ini sontak viral di media sosial, mengundang beragam reaksi dari warganet. Di satu sisi, ada yang memuji kreativitas penamaan program tersebut. Di sisi lain, tak sedikit pula yang melontarkan kritik, bahkan menyebutnya tidak etis dan berpotensi menimbulkan persepsi negatif.
Contoh Nama Aplikasi Unik dan Reaksi Warganet:
- SiPepek (Sistem Pelayanan Program Penanggulangan Kemiskinan dan Jaminan Kesehatan): Nama ini memancing komentar bernada candaan, mengaitkannya dengan kata “pepek” yang memiliki arti lain dalam bahasa Indonesia.
- SIPEDO (Sistem Informasi Penagihan Pajak Daerah Online): Akronim ini menuai kritikan karena dianggap tidak mencerminkan programnya dan terkesan asal-asalan.
- Siska Ku Intip (Sistem Informasi Kearsipan Kota Intip): Nama ini dinilai berkonotasi seksual dan tidak pantas digunakan untuk program pemerintah.
Dampak Nama Nyeleneh:
- Memicu Kebingungan: Nama yang nyeleneh dan tidak informatif dapat membingungkan masyarakat, terutama mereka yang belum familiar dengan program tersebut.
- Menurunkan Citra Pemerintah: Penggunaan nama yang tidak profesional dan terkesan tidak serius dapat mencoreng citra pemerintah di mata masyarakat.
- Memicu Persepsi Negatif: Nama yang berkonotasi negatif atau vulgar dapat menimbulkan asumsi yang salah dan persepsi negatif terhadap program pemerintah.
Kritik dan Saran:
Banyak pihak yang menyoroti pentingnya penamaan program pemerintah yang profesional, informatif, dan mudah diingat. Kritik juga diarahkan pada proses penamaan yang dinilai tidak transparan dan minim melibatkan partisipasi publik.
Saran yang muncul antara lain:
- Melibatkan Ahli dan Masyarakat: Libatkan pakar bahasa, komunikasi, dan desain dalam proses penamaan program.
- Gunakan Bahasa yang Jelas dan Informatif: Pilih nama yang mudah dimengerti dan mencerminkan tujuan program.
- Pertimbangkan Nilai dan Budaya Lokal: Pastikan nama program sesuai dengan konteks budaya dan sensitivitas masyarakat.
- Lakukan Uji Coba dan Evaluasi: Lakukan riset dan uji coba nama program sebelum diluncurkan untuk mendapatkan masukan dan evaluasi.
Peran Bamaha Digital dalam Meningkatkan Kualitas Program Pemerintah:
Bamaha Digital, platform pengembangan aplikasi mobile dan website yang berpengalaman, dapat membantu pemerintah dalam:
- Meningkatkan Kesadaran Publik: Melakukan edukasi dan sosialisasi program pemerintah melalui berbagai platform digital.
- Mendorong Akuntabilitas Pemerintah: Membangun sistem monitoring dan evaluasi program yang transparan dan akuntabel.
- Meningkatkan Kualitas Program Pemerintah: Mengembangkan aplikasi dan website yang user-friendly, informatif, dan efektif untuk mendukung program pemerintah.
Kesimpulan:
Penamaan program pemerintah yang nyeleneh bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, dapat menarik perhatian publik. Di sisi lain, berpotensi menimbulkan kebingungan, persepsi negatif, dan bahkan menurunkan citra pemerintah.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk lebih cermat dan profesional dalam memilih nama program. Dengan melibatkan partisipasi publik, mempertimbangkan nilai budaya, dan memanfaatkan teknologi digital seperti yang ditawarkan Bamaha Digital, diharapkan program-program pemerintah dapat tersampaikan dengan lebih efektif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda setuju dengan penggunaan nama nyeleneh untuk program pemerintah? Bagaimana cara terbaik menurut Anda untuk menamai program pemerintah agar informatif, menarik, dan mudah diingat?
